# saat kita mengeluhkan satu hal, ingatlah..bahwa masih banyak hal yang dapat kita syukuri #
Beberapa waktu lalu, ana menjalani operasi kecil untuk gigi geraham bungsu yang sudah sangat parah keadaannya, mahkotanya habis dan membuat radang pada gusi, vonis dokter, harus dicabut jika ingin terlepas dari siksaan sakit gigi ..
Sore itu, saat terbaring tak berdaya setelah pasrah mengajukan persetujuan kepada dokter untuk melaksanakan bedah ringan, dan "pencabutan paksa", pikiran ana sudah dihinggapi perasaan tak karuan, terlebih begitu mendengar klontang2 dokter mempersiapkan alat2, setelah sebelumnya ia menyuntikkan bius ke beberapa daerah gusi untuk mematikan rasa.
Beberapa saat, rasa kebas mulai menyelimuti mulut, hingga dokter mulai beraksi, mengambil alat demi alat dan di operasikan sesuai fungsinya.
Pertama-tama memang belum terasa apa-apa, tapi lama-lama walau dibius ternyata masih terasa sakitnya, ketika dokter mengebor gigi, melakukan gerakan mencongkel, mencabut atau entah apa, ana hanya berani mengikuti dengan memejamkan mata, berharap semua cepat berlalu, rasa takut membuat gemetar sekujur tubuh, sudut mata terasa berair, masya Allah,
Ditengah ketakutan rasa, tiba2 ana teringat cerita ust. Fariq Gasim Annuz dalam tulisan beliau tentang ust. Ahmad, pemuda arab yang mengalami kecelakaan terbentur lantai kolam renang saat berenang setelah berbohong pada ayahnya, beliau bersumpah jika ia berbohong, lehernya akan patah, dan Allah ingin mengingatkan beliau, qadarullah benturan hebat itu membuat leher beliau patah,
alhamdulillaah Allah masih memberi beliau kesempatan untuk bertobat dengan tidak mewafatkannya saat itu juga, tapi beliau harus melalui serangkaian operasi. Sampai pernah satu kali beliau harus menjalani operasi, tanpa bius sedikitpun karena alasan keselamatan jiwa.
Masya Allah kata beliau, dari ujung kepala sampai ujung kaki, rasanya seperti disayat pisau ditusuk jarum, tak bisa diungkapkan betapa sakitnya,
Beliau cuma bisa berzikir dalam hati dan meneteskan air mata tanpa bisa merintih, karena qadarullah Allah menjadikan beliau tidak bisa berbicara, seluruh tubuhnya kaku dan lumpuh, beliau berusaha mengikhlaskan hati dan berharap, dengan semua sakit itu, Allah berkenan mengampuni dosanya pada sang ayah.
Ana sadar, betapa sakit ana jauuuuh lebih ringan dari yang Allah timpakan pada ust.Ahmad, tidak seujung kukunya dari apa yang beliau derita, dan tidaklah sakit yang Allah rasakan pada kita, melainkan agar kita bisa mendapatkan pahala sebanyak2 nya dengan bersabar atasnya.
*yang sedang sakit gigi, dan sudah dianjurkan untuk dicabut, semangat... ^^ semoga Allah mudahkan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar